LAPORAN
KEGIATAN PENGAMATAN MAULID NABI MUHAMMAD S.A.W
DISUSUN
OLEH:
Nama : Ummi Rizqiyani
Kelas : XI- Aksel
Absen : 21
MAN 2 MATARAM
TAHUN AJARAN 2012/2013
Kata pengantar
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur saya
panjatkan kepada Allah Swt atas hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan
yang sangat ringkas ini yang berjudul “Pengamatan Maulid Nabi Muhammad SAW”.
Laporan ini merupakan tugas mandiri untuk dapat menyelesaikan mata pelajaran
ini.
Dalam
nlapor ini berupaya memahami dan mengkaji Islam dan nilai-nilai ke-Islaman
melalui subjek
materi studi Islam dengan menfokuskan pada kajian pemikiran Islam melalui studi
tokoh. Sehingga dengan melakukan studi
tokoh saya akan mengetahui konsep pemikiran dan karya dari ulama besar pada
bidang ilmu tafsir yaitu Prof. Dr. H.M. Quraisy Shihab, MA, yang pemikirannya
ikut mewarnai kajian-kajjian keilmuan masa kini.
Akhirnya, saya berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya
pribadi dan umumnya kepada siswa kelas aksel. Kritik dan saran yang konstruktif
sangat saya harapkan khususnya dari Ibu guru dan umumnya kepada seluruh siswa
kelas akselerasi.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Mataram, Februari 2013
Ummi Rizqiyani
Daftar isi
Kata pengantar..................................................................................... 2
Daftar isi............................................................................................... 3
Bab I : pendahuluan
a.
Latar Beakang........................................................................ 4
b.
Tujuan.................................................................................... 5
Bab II : Pembahasan
a. Biografi................................................................................... 6
b. isi ceramah............................................................................. 12
Bab III : Penutup
a. Kesimpulan............................................................................ 23
I.
PENDAHULUAN
a.
Latar belakang
Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab, MA adalah
seorang ulama, cendekiawan muslim Indonesia, dan juga mufasir (ahli
tafsir) Al-Quran yang mampu menterjemahkan dan menyampaikan al-qur’an dalam
konteks masa kini dan masa modern. Quraish Shihab adalah putra Prof. KH
Abdurrahman Shihab, seorang ulama dan guru besar di bidang tafsir. Abdurrahman
shihab dipandang sebagai salah seorang tokoh pendidik yang memiliki reputasi
baik dikalangan masyarakat maupun Sulawesi Selatan.
Quraish Shihab mendapatkan motivasi awal dan benih kecintaan
terhadap bidang studi tafsir dan ayahnya yang sering mengajak anaknya duduk
bersama. Pada saat seperti inilah sang ayah menyampaikan nasihat yang
kebanyakan berupa ayat Al-Qur’an. Untuk mewujudkan cita-citanya, ia mendalami
studi tafsir, pada 1980 Quraish Shihab kembali menuntut ilmu ke almamaternya,
al-Azhar, mengambil spesialisasi dalam studi tafsir al-Qur’an. Ia hanya
memerlukan waktu dua tahun untuk meraih gelar doktor dalam bidang ini.
Disertasinya yang berjudul “Nazm ad-Durar li al-Biqa’i Tahqiq wa Dirasah
(Suatu Kajian terhadap Kitab Nazm ad-Durar [Rangkaian Mutiara] karya
al-Biqa’i)” berhasil dipertahankannya dengan predikat summa cum laude dengan
penghargaan Mumtaz Ma’a Martabah asy-Syaraf al-Ula (sarjana teladan
dengan prestasi istimewa).
Dalam makalah yang berjudul “Biografi
dan Karya Quraisy Shhihab” penulis berusaha mengkaji pemikiran Islam
melalui studi tokoh, yang dalam hal ini pemikiran dan kajian Prof. Dr. H.M.
Quraisy Shihab, MA.
b.
Tujuan
1.
Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
2.
Untuk meneladani
akhlak dan kepemimpinan rasulullah S.A.W dalam kehidupan bermasyarakat
3.
Untuk
Memperingati Maulid Nabi Muhamamad SAW, dalam rangka kesadaran siswa terhadap
salah satu Peringatan Hari Besar Umat Islam.
II.
PEMBAHASAN
a.
Biografi
Muhammad Quraish Shihab
dilahirkan pada tanggal 16 Februari 1944 di Rapang, Sulawesi Selatan. Ia
berasal dari keluarga keturunan Arab yang terpelajar. Ayahnya, Prof. KH.
Abdurrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar dalam bidang tafsir.
Abdurrahman Shihab dipandang sebagai salah seorang tokoh pendidik yang memiliki
reputasi baik di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan. Kontribusinya dalam
bidang pendidikan terbukti dari usahanya membina dua perguruan tinggi di
Ujungpandang, yaitu Universitas Muslim Indonesia (UMI), sebuah perguruan tinggi
swasta terbesar di kawasan Indonesia bagian timur, dan IAIN Alauddin Ujung Pandang. Ia juga tercatat sebagai mantan rektor
pada kedua perguruan tinggi tersebut: UMI 1959 – 1965 dan IAIN 1972 – 1977.
Sebagai seorang yang berpikiran maju, Abdurrahman
percaya bahwa pendidikan adalah merupakan agen perubahan. Sikap dan
pandangannya yang demikian maju itu dapat dilihat dari latar belakang
pendidikannya, yaitu Jami’atul Khair, sebuah lembaga pendidikan Islam tertua di
Indonesia. Murid-murid yang belajar di lembaga ini diajari tentang
gagasan-gagasan pembaruan gerakan dan pemikiran Islam. Hal ini terjadi karena
lembaga ini memiliki hubungan yang erat dengan sumber-sumber pembaruan di Timur
Tengah seperti Hadramaut, Haramaian dan Mesir. Banyak guru-guru yang di
datangkarn ke lembaga tersebut, di antaranya Syaikh Ahmad Soorkati yang berasal
dari Sudan, Afrika.
Sebagai putra dari seorang guru
besar, Quraish Shihab mendapatkan motivasi awal dan benih kecintaan terhadap
bidang studi tafsir dari ayahnya yang sering mengajak anak-anaknya duduk
bersama. Pada saat-saat seperti inilah sang ayah menyampaikan nasihatnya yang
kebanyakan berupa ayat-ayat al-Qur’an. Quraish kecil telah menjalani pergumulan
dan kecintaan terhadap al-Qur’an sejak umur 6-7 tahun. Ia harus mengikuti
pengajian al-Qur’an yang diadakan oleh ayahnya sendiri. Selain menyuruh membaca
al-Qur’an, ayahnya juga menguraikan secara sepintas kisah-kisah dalam
al-Qur’an. Di sinilah, benih-benih kecintaannya kepada al-Qur’an mulai tumbuh.
Pendidikan formalnya dimulai dari sekolah dasar di
Ujungpandang. Setelah itu ia melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat pertama di
kota Malang sambil “nyantri” di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Falaqiyah di
kota yang sama. Untuk mendalami studi keislamannya, Quraish Shihab dikirim oleh
ayahnya ke al-Azhar Kairo pada tahun 1958 dan diterima di kelas dua sanawiyah.
Setelah itu, ia melanjutkan studinya ke Universitas al-Azhar pada Fakultas
Ushuluddin, Jurusan Tafsir dan Hadits. Pada tahun 1967 ia meraih gelar LC
(setingkat sarjana S1). Dua tahun kemudian (1969), Quraish Shihab berhasil
meraih gelar M.A. pada jurusan yang sama dengan tesis berjudul “al-I’jaz
at-Tasryri’i al-Qur’an al-Karim (kemukjizatan al-Qur’an al-Karim dari Segi
Hukum)”.
Pada tahun 1973 ia dipanggil
pulang ke Ujungpandang oleh ayahnya yang ketika itu menjabat rektor, untuk
membantu mengelola pendidikan di IAIN Alauddin. Ia menjadi wakil rektor bidang
akademis dan kemahasiswaan sampai tahun 1980. Di samping mendududki jabatan
resmi itu, ia juga sering mewakili ayahnya yang uzur karena usia dalam
menjalankan tugas-tugas pokok tertentu. Berturut-turut setelah itu, Quraish
Shihab diserahi berbagai jabatan, seperti koordinator Perguruan Tinggi Swasta
Wilayah VII Indonesia bagian timur, pembantu pimpinan kepolisian Indonesia
Timur dalam bidang pembinaan mental, dan sederetan jabatan lainnya di luar
kampus. Di celah-celah kesibukannya ia masih sempat merampungkan beberapa tugas
penelitian, antara lain Penerapan Kerukunan Hidup Beragama di Indonesia (1975)
dan Masalah Wakaf Sulawesi Selatan (1978).
Untuk mewujudkan cita-citanya, ia
mendalami studi tafsir, pada 1980 Quraish Shihab kembali menuntut ilmu ke
almamaternya, al-Azhar, mengambil spesialisasi dalam studi tafsir al-Qur’an. Ia
hanya memerlukan waktu dua tahun untuk meraih gelar doktor dalam bidang ini.
Disertasinya yang berjudul “Nazm ad-Durar li al-Biqa’i Tahqiq wa Dirasah
(Suatu Kajian terhadap Kitab Nazm ad-Durar [Rangkaian Mutiara] karya
al-Biqa’i)” berhasil dipertahankannya dengan predikat summa cum laude dengan
penghargaan Mumtaz Ma’a Martabah asy-Syaraf al-Ula (sarjana teladan
dengan prestasi istimewa).
Tahun 1984 adalah babak baru
tahap kedua bagi Quraish Shihab untuk melanjutkan kariernya. Untuk itu ia
pindah tugas dari IAIN Ujung Pandang ke Fakultas Ushuluddin di IAIN Jakarta. Di sini ia aktif mengajar bidang Tafsir dan Ulum Al-Quran di Program S1,
S2 dan S3 sampai tahun 1998. Di samping melaksanakan tugas pokoknya sebagai
dosen, ia juga dipercaya menduduki jabatan sebagai Rektor IAIN Jakarta selama dua periode (1992-1996
dan 1997-1998). Setelah itu ia dipercaya menduduki jabatan sebagai Menteri
Agama selama kurang lebih dua bulan di awal tahun 1998, hingga kemudian dia
diangkat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia
untuk negara Republik Arab Mesir merangkap negara Republik Djibauti
berkedudukan di Kairo.
Kehadiran Quraish Shihab di
Ibukota Jakarta telah memberikan suasana baru dan disambut hangat oleh
masyarakat. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai aktivitas yang
dijalankannya di tengah-tengah masyarakat. Di samping mengajar, ia juga
dipercaya untuk menduduki sejumlah jabatan. Di antaranya adalah sebagai Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Pusat (sejak 1984), anggota Lajnah Pentashhih Al-Qur’an Departemen Agama
sejak 1989. Dia juga terlibat dalam beberapa organisasi profesional, antara
lain Asisten Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), ketika organisasi ini
didirikan. Selanjutnya ia juga tercatat sebagai Pengurus Perhimpunan Ilmu-ilmu
Syariah, dan Pengurus Konsorsium Ilmu-ilmu Agama Dapertemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Aktivitas lainnya yang ia lakukan adalah sebagai Dewan Redaksi
Studia Islamika: Indonesian journal for Islamic Studies, Ulumul Qur ‘an, Mimbar
Ulama, dan Refleksi jurnal Kajian Agama dan Filsafat. Semua penerbitan ini
berada di Jakarta.
Di samping kegiatan tersebut di
atas, H.M.Quraish Shihab juga dikenal sebagai penulis dan
penceramah yang handal. Berdasar pada latar belakang
keilmuan yang kokoh yang ia tempuh melalui pendidikan formal serta ditopang
oleh kemampuannya menyampaikan pendapat dan gagasan dengan bahasa yang
sederhana, tetapi lugas, rasional, dan kecenderungan pemikiran yang moderat, ia
tampil sebagai penceramah dan penulis yang bisa diterima oleh semua lapisan
masyarakat. Kegiatan ceramah ini ia lakukan di sejumlah masjid bergengsi di
Jakarta, seperti Masjid al-Tin dan Fathullah, di lingkungan pejabat pemerintah
seperti pengajian Istiqlal serta di sejumlah stasiun televisi atau media
elektronik, khususnya di.bulan Ramadhan. Beberapa stasiun televisi, seperti
RCTI dan Metro TV mempunyai program khusus selama Ramadhan yang diasuh olehnya.
Quraish Shihab memang bukan
satu-satunya pakar al-Qur’an di Indonesia, tetapi kemampuannya menerjemahkan
dan meyampaikan pesan-pesan al-Qur’an dalam konteks masa kini dan masa modern
membuatnya lebih dikenal dan lebih unggul daripada pakar al-Qur’an lainnya.
Dalam hal penafsiran, ia cenderung menekankan pentingnya penggunaan metode
tafsir maudu’i (tematik), yaitu penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat
al-Qur’an yang tersebar dalam berbagai surah yang membahas masalah yang sama,
kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat-ayat tersebut dan
selanjutnya menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah yang menjadi
pokok bahasan. Menurutnya, dengan metode ini dapat diungkapkan
pendapat-pendapat al-Qur’an tentang berbagai masalah kehidupan, sekaligus dapat
dijadikan bukti bahwa ayat al-Qur’an sejalan dengan perkembangan iptek dan
kemajuan peradaban masyarakat.
Quraish Shihab banyak menekankan
perlunya memahami wahyu Ilahi secara kontekstual dan tidak semata-mata terpaku
pada makna tekstual agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat
difungsikan dalam kehidupan nyata. Ia juga banyak memotivasi mahasiswanya,
khususnya di tingkat pasca sarjana, agar berani menafsirkan al-Qur’an, tetapi
dengan tetap berpegang ketat pada kaidah-kaidah tafsir yang sudah dipandang
baku. Menurutnya, penafsiran terhadap al-Qur’an tidak akan pernah berakhir.
Dari masa ke masa selalu saja muncul penafsiran baru sejalan dengan
perkembangan ilmu dan tuntutan kemajuan. Meski begitu ia tetap mengingatkan
perlunya sikap teliti dan ekstra hati-hati dalam menafsirkan al-Qur’an sehingga
seseorang tidak mudah mengklaim suatu pendapat sebagai pendapat al-Qur’an.
Bahkan, menurutnya adalah satu dosa besar bila seseorang mamaksakan pendapatnya
atas nama al-Qur’an. Quraish Shihab adalah seorang ahli tafsir
yang pendidik. Keahliannya dalam bidang tafsir tersebut untuk diabdikan dalam
bidang pendidikan.
Kedudukannya sebagai Pembantu
Rektor, Rektor, Menteri Agama, Ketua MUI, Staf Ahli Mendikbud, Anggota Badan
Pertimbangan Pendidikan, menulis karya ilmiah, dan ceramah amat erat kaitannya
dengan kegiatan pendidikan. Dengan kata lain bahwa ia
adalah seorang ulama yang memanfaatkan keahliannya untuk mendidik umat. Hal ini
ia lakukan pula melalui sikap dan kepribadiannya yang penuh dengan sikap dan
sifatnya yang patut diteladani. Ia memiliki sifat-sifat sebagai guru atau
pendidik yang patut diteladani. Penampilannya yang sederhana, tawadlu, sayang
kepada semua orang, jujur, amanah, dan tegas dalam prinsip adalah merupakan
bagian dari sikap yang seharusnya dimiliki seorang guru.
Yang tak kalah pentingnya, Quraish Shihab sangat aktif
sebagai penulis. Beberapa buku yang sudah Ia hasilkan antara lain:
2.
Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan
Kelemahannya (Ujung Pandang, IAIN Alauddin, 1984);
3.
Untaian Permata Buat Anakku (Bandung:
Mizan 1998);
4.
Pengantin al-Qur’ân (Jakarta: Lentera
Hati, 1999);
5.
Haji Bersama Quraish Shihab (Bandung:
Mizan, 1999);
6.
Sahur Bersama Quraish Shihab (Bandung:
Mizan 1999);
7.
Shalat Bersama Quraish Shihab (Jakarta:
Abdi Bangsa);
8.
Puasa Bersama Quraish Shihab (Jakarta:
Abdi Bangsa);
9.
Fatwa-fatwa (4 Jilid, Bandung:
Mizan, 1999);
10.
Satu Islam, Sebuah Dilema (Bandung:
Mizan, 1987);
11.
Filsafat Hukum Islam (Jakarta:
Departemen Agama, 1987);
12.
Pandangan Islam Tentang Perkawinan Usia
Muda (MUI & Unesco, 1990);
13.
Kedudukan Wanita Dalam Islam
(Departemen Agama);
14.
Membumikan al-Qur’ân (Bandung: Mizan,
1994);
15.
Lentera Hati (Bandung: Mizan,
1994);
16.
Studi Kritis Tafsir al-Manar (Bandung:
Pustaka Hidayah, 1996);
17.
Wawasan al-Qur’ân (Bandung: Mizan,
1996);
18.
Tafsir al-Qur’ân (Bandung: Pustaka
Hidayah, 1997);
19.
Hidangan Ilahi, Tafsir Ayat-ayat
Tahlili (Jakarta: Lentera Hati, 1999);
20.
Jalan Menuju Keabadian (Jakarta:
Lentera Hati, 2000);
21.
Tafsir Al-Mishbah (15 Jilid, Jakarta:
Lentera Hati, 2003);
22.
Jilbab Pakaian Wanita Muslimah; dalam
Pandangan Ulama dan Cendekiawan Kontemporer (Jakarta: Lentera Hati, 2004);
23.
Dia di Mana-mana; Tangan Tuhan Di balik
Setiap Fenomena (Jakarta: Lentera Hati, 2004);
24.
Perempuan (Jakarta: Lentera
Hati, 2005);
25.
Logika Agama; Kedudukan Wahyu &
Batas-Batas Akal Dalam Islam (Jakarta: Lentera Hati, 2005).
26.
Rasionalitas
al-Qur’ân; Studi Kritis atas Tafsir al-Manar (Jakarta: Lentera
Hati, 2006)
27.
Menabur Pesan Ilahi; al-Qur’ân dan
Dinamika Kehidupan Masyarakat (Jakarta: Lentera Hati, 2006)
28.
Wawasan al-Qur’ân; Tentang Dzikir dan
Doa (Jakarta: Lentera Hati, 2006)
29.
Asma' al-Husna; Dalam
Perspektif al-Qur’ân (Jakarta: Lentera Hati)
30.
Al-Lubab; Makna, Tujuan dan Pelajaran
dari al-Fatihah dan Juz 'Amma (Jakarta: Lentera Hati)
31.
40 Hadits Qudsi
Pilihan
(Jakarta: Lentera Hati)
32.
Berbisnis dengan Allah; Tips Jitu Jadi
Pebisnis Sukses Dunia Akhirat (Jakarta: Lentera Hati)
33.
Menjemput Maut; Bekal
Perjalanan Menuju Allah SWT. (Jakarta: Lentera Hati)
34.
M. Quraish Shihab Menjawab; 101 Soal
Perempuan yang Patut Anda Ketahui (Jakarta: Lentera Hati)
35.
M. Quraish Shihab
Menjawab; 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui (Jakarta: Lentera
Hati)
36.
Seri yang Halus dan Tak Terlihat; Jin
dalam al-Qur’ân (Jakarta: Lentera Hati)
37.
Seri yang Halus dan Tak Terlihat;
Malaikat dalam al-Qur’ân (Jakarta: Lentera Hati)
38.
Seri yang Halus dan Tak Terlihat; Setan
dalam al-Qur’ân (Jakarta: Lentera Hati)
39.
Al-Qur’ân dan
Maknanya
(Jakarta: Lentera Hati)
40.
Membumikan al-Qur’ân Jilid 2;
Memfungsikan Wahyu dalam Kehidupan (Jakarta: Lentera Hati)
41.
Membaca Sirah Nabi
Muhammad SAW, dalam sorotan Al-Quran dan Hadits (Jakarta: Lentera
Hati, Juni 2011
b.
Isi Ceramah
Meneladani Akhlak Kepemimpinan Rasulullah Saw Dalam Kehidupan Bermasyarakat
Untuk Membangun Generasi Muda Yang Berkarakter Dan Berakhlak Mulia.
Dunia seringkali diikuti oleh kekacauan. Salah satu cara untuk
menghilangkan kekacauan tersebut adalah dengan bershalawat. Dan kita juga
sering kali lupa dengan rasul. Rasul sangat berbeda dengan tokoh-tokoh yang
lainnya. Perbedaan rasul dengan tokoh-tokoh lain salah satunya adalah tokoh
yang lain semakin terhormat dan bertambah hebat apabila berbicara dihadapan
orang lain, tetapi rasulullah semakin tidak hebat.
Orang yang patut dipuji adalah bukan orang yang
sembarangan. Orang yang patut dipuji mempunyai beberapa syarat, yaitu :
1.
Melakukan sesuatu indah dan benar
Kita harus melakukan sesuatu yang indah, karena itu
adalah cara untuk kita lebih dikenal dan lebih didengar. Disamping melakukan
hal yang indah, kita juga harus melakukan hal yang benar. Karena semua hal
selalu berpihak kepada kebenaran. Jika sebaliknya, kita melakukan hal yang
salah. Maka, jangan harap kita akan didekati atau didengar.
2.
Dilakukan dengan sadar
Orang yang melakukan segala sesuatu yang baik harus mempunyai kesadaran
dalam melakukannya. Sadar dalam artian tidak dalam kondisi sakit. Karena jika kita
tidak sadar, maka kita tidak tahu hasil yang kita dapatkan.
3.
Dilakukan tidak dipaksa
Segala sesuatu yang kita kerjakan harus dengan hati dan
dan tanpa ada unsur paksaan. Karena jika kita mengerjakan sesuatu hal dengan
paksaan, maka hasil yang kita terima itu tidak mungkin sempurna.
Seseorang yang dipuji dinamakan Hamid dan apabila
dilakukan secara terus menurus dinamakan muhammad. Orang barat berpendapat
bahwa kepemimpinan ada kontrak anatara pemimpin dengan rakyat dan kepemimpinan
membutuhkan keadilan. Jangan bedakan antara muslim dan kafir dalam
kepemimpinan.
Seperti suatu kisah Nabi SAW membela seorang muslim yang
mencuri, tetapi allah menegurnya “jangan sekali-kali kamu membela seorang
khianat walaupun dia muslim”. Kepemimpinan rasul melibatkan semua, bahkan dalam
kegiatan yang kecil beliau libatkan semua dan itu tujuannya hanya satu, yaitu
Kebersamaan.
“kalau anda kehilangan uang, jangan sedih karena anda
tidak kehilangan. Kalau anada kehilangan kesehatan, jangan sedih ada obatnya.
Tapi jika anda kehilangan karakter, maka hilanglah semua”. Tempat mengukir pada
manusia adalah Hati, alat pengukirnya adalah pengetahuan dan pengalaman karena
karakter adalah apa yang anda lakukan didepan orang sama dengan apa yang anda lakukan
sendiri.
6 sifat yang melekat pada orang yang berkarakter :
1.
Ilmu pengetahuan dan kearifan.
Tanpa ilmu
pengetahuan, kita tidak akan mengenal diri kita masing-masing dan juga kita
tidak akan menjadi orang yang sempurna. Karena di dalam hadits telah di
terangkan bahwa “tuntutlah ilmu walau ke negeri cina”. Jadi ilmu itu wajib
untuk kita semua dan jangan malu menuntut ilmu walaupun sudah tua karena ilmu
itu tidak memandang usia. Kearifan juga sangat dibutuhkan untuk mengembangkan
karakter seseorang, karena tanpa kearifan kita kita tidak akan tahu bagaimana
seseorang bisa menerima kita.
2.
Keberanian.
Ingat ® berani itu bukan
melangkah tanpa perhitungan, keyakinan bahwa langkah anda benar.
3.
Kemanusiaan
Yang berarti rasa
iba untuk membantu orang yang butuh bantuan dan dari semua itu kita bisa
mengambil hikmanya.
4.
Keadilan
Keadilan adalah orang yang benar-benar menempatkan
sesuatu pada tempatnya dan juga tidak sekedar adil, tetapi melebihi ruang
lingkup dari adil tersebut.
5.
Hubungan vertikal (dengan tuhan)
Vertikal berarti keatas. Jadi, yang dimaksudkan dengan
hubungan vertikal adalah hubungan yang kita lakukan dengan yang diatas (Tuhan).
6.
Optimis
Orang yang optimis adalah orang yang selalu tersenyum dan
juga pekerjaan atau aktivitas yang orang optimis lakukan tidak pernah
setengah-setengah alias dilakukan dengan sempurna.
Ada dua ayat al-Qur'an yang menggunakan kata Khalifah.
Pertama, QS al Baqarah: 30, "Inni ja'il fi al-ardh khalifah," dan
kedua, QS al-Shad: 26, "Ya Dawud Inna ja'alnaka khalifah fi al-ardh.".
Dr. M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa (1) kata khalifah digunakan oleh
al-Qur'an untuk siapa yang diberi kekuasaan mengelola wilayah, baik luas maupun
terbatas. Dalam hal ini Daud mengelola wilayah Palestina, sedangkan Adam secara
potensial atau aktual diberi tugas mengelola bumi keseluruhannya pada awal masa
sejarah kemanusiaan; (2) Bahwa seorang khalifah berpotensi, bahkan secara aktual,
dapat melakukan kekeliruan dan kesalahan akibat mengikuti hawa nafsu. Karena itu baik Adam
maupun Daud diberi peringatan agar tidak mengikuti hawa nafsu
(lihat QS 20:16 dan QS 38: 26).
Kepemimpinan
yang baik sangat ditunjang oleh pribadi dan akhlak pemimpinnya. Ada beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan seorang muslim dan muslimat dalam memilih
pemimpin sesuai tuntunan AlQur'an dan hadist sebagai berikut:
1.
Pemimpin yang beragama Islam :
لا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَمِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً
وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ
“Janganlah
orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari
pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang
ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya.
Dan hanya kepada Allah kembali (mu).” (Ali
Imran(3):28)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ آمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِيَ أَنزَلَ مِن قَبْلُ وَمَن يَكْفُرْ بِاللّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah
(untuk menyiksamu)?” (An Nisa(4):144)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (Al Maidah(5):51)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الَّذِينَ اتَّخَذُواْ دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِّنَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang
yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara
orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir
(orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul
orang-orang yang beriman.” (Al
Maidah(5):57)
2. Diutamakan Laki-laki
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّهُ وَاللاَّتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُواْ عَلَيْهِنَّ سَبِيلاً إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
“Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika
mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
(An Nisa(4):34)
“Tidak
akan beruntung suatu kaum yang mengangkat seorang wanita sebagai pemimpinnya.” (HR. Bukhari)
3.
Dewasa (Baligh)
Yakni
memiliki kualitas yang baik dalam membedakan sesuatu yang benar dan salah, mana
yang haq dan mana yang batil, yang ditunjang oleh ketaqwaan kepada Allah SWT.,
pengetahuan serta pengalaman bermasyarakat yang baik pula.
وَلاَ تُؤْتُواْ السُّفَهَاء أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللّهُ لَكُمْ قِيَاماً وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُواْ لَهُمْ قَوْلاً مَّعْرُوفًا
“Dan
janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta
(mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.” (An Nisa(4):5)
4. Amanah dan ditunjang oleh disiplin Ilmu yang baik
Seorang pemimpin yang amanah dapat dipercaya dalam melaksanakan
kepercayaan dan tanggung jawab dengan baik harus pula ditunjang oleh ilmu yang
sesuai dengan bidangnya. Dengan memiliki ilmu yang baik dan berkualitas diapun
akan jauh dari kendali dari golongan tertentu yang akan menjadikannya hanya
sebagai pemimpin boneka demi kepentingan segolongan atau kelompok tertentu.
قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَآئِنِ الأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ
“Berkata
Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah
orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.” (Yusuf(12):55)
Sabda Baginda Nabi saw.:
“Apabila
suatu urusan dipercayakan kepada seseorang yang bukan ahlinya, maka tunggulah
waktu kehancurannya.”(HR. Bukhari)
5. Adil
Adil adalah tidak berat sebelah. Semua yang dipimpinnya
haruslah disayangi dan diperlakukan dengan baik sesuai yang sudah diamanahkan,
baik itu dulunya yang memilihnya ataupun yang tidak memilihnya ketika proses
pemilihan pemimpin.
يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُم بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
“Hai
Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang
berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Shaad(38):26)
6. Sehat Jasmani maupun secara mental/kejiwaan
Menjadi pemimpin diperlukan fisik yang kuat serta mental yang
tangguh dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sudah diamanahkan. Mental
yang kuat dalam menghadapi serangan-serangan dan provokasi lawan politiknya
yang harus diselesaikan secara arif dan bijaksana.
Rasulullah saw bersabda:
“Dari
Abu Dzar berkata, saya bertanya kepada Rasululloh SAW, mengapa engkau tidak
meminta saya memegang sebuah jabatan?; Abu Dzar berkata lagi, lalu Rasululloh
SAW menepuk punggung saya dengan tangannya seraya berkata; Wahai Abu
Dzar,sesungguhnya kamu seorang yang lemah. Padahal, jabatan itu sesungguhnya
adalah amanat (yang berat untuk ditunaikan)” (HR.
Muslim)
Demikianlah beberapa kriteria dalam memilih seorang pemimpin.
Bagi saudara-saudara kita yang tinggal di daerah mayoritas non muslim dan dalam
pemilihan pemimpin hanya ada pilihan-pilihan pemimpin non muslim (contohnya di
Amerika Serikat, Inggeris dan lain-lainnya) pilihlah yang cakap, adil dan
memiliki krediblitas yang baik. Namun jika ada pilihan yang seagama dengan kita
tentu sesuai dengan tuntanan AlQur'an dan Hadist harus dan wajib memilih yang
seagama.
Selain dalam Al Qur’an Rasulullah
SAW juga mengingatkan dalam Haditsnya agar dapat menjaga amanah kepemimpinan,
sebab hal itu akan dimintai pertanggungjawaban baik di dunia maupun dihadapan
Allah SWT. Hal itu dijelaskan dalam Hadits berikut:
را ع و كلكم مسئو ل عن ر عيته كلكم…
Artinya: Setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya (H. R. Bukhori)
Di samping dalam hadits di atas Rasulullah juga
mengingatkan pada Hadits lain agar umatnya tidak menyia-nyiakan amanah, karena
hal tersebut akan membawa kehancuran. Penjelasan tersebut
dijelaskan dalam Hadits beliau:
إذا اضيعت الأما نة فا نتظر السا عة قيل كيف اضاعتها يا رسول الله قال اذا وسد الأمر إلى غير أهله فا نتظر الساعة
Artinya: “Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancuran. (Waktu itu) ada seorang sahabat yang bertanya, apa (indikasi) menyia-nyiakan amanah itu ya Rasul? Beliau menjawab: “Apabila suatu perkara diserahkan orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya”. (H. R. Bukhori).
Hadits Tentang Pemimpin Memikul Tanggung Jawab
حديث
عبد الله بن عمر رضي الله عنهما. ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: كللكم راع
فمسؤل عن رعيته فالامير الذي على الناس راع وهو مسؤل عنهم. والرجل راع على اهل بيته وهو مسؤل عنهم. والمرأة راعية على
بيت بعلها وولده وهي مسؤلة عنهم. والعبد راع على مال سيده وهو مسؤل عنه، الا فكلكم
راع و كللكم مسؤل عن رعيته
- اخرجه البخارى فى 490 كتاب العتق: 17- باب كرهية التطاول على
الرقيق
Hadits
Abdullah bin Umar ra. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “setiap kamu adalah
pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang
amir yang mengurus keadaan rakyat adalah pemimpin. Ia akan dimintai
pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin
terhadap keluarganya di rumahnya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah
suaminya. Ia akan diminta pertanggungjawaban tentang hal mereka itu. Seorang
hamba adalah pemimpin terhadap harta benda tuannya, ia kan diminta
pertanggungjawaban tentang harta tuannya. Ketahuilah, kamu semua adalah
pemimpin dan semua akan diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya.[1]
Dalam
sejarah riyadhus shalihin dijelaskan, bahwa seorang wajib menegakkan keadilan
dalam diri dan keluarganya, dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Adil dalam dirinya dengan tidak memberatkan pada sesuatu yang tidak
dieprintahkan Allah, dia harus memperhatikannya hingga kepada masalah kebaikan,
jangan memberatkan dan membebankannya terhadap sesuatu yang tidak mampu dilakukannya.
Demikian
juga wajib bersikap adil bagi seorang suami terhadapkeluarganya. Seperti orang
yang memiliki dua orang istri, ia wajib bersikap adil diantara keduanya. Dan
wajib pula bersikap adil kepada anak-anaknya. Begitu pula bagi seorang istri
yang juga seorang pemimpin dalam rumah suaminya. Baik dalam menjaga harta
suaminya dan tidak menghambur-hamburkannya.[2]
Hadits
Tentang Pemimpin Pelayan Masyarakat
حديث معقل بن
يسار عن الحسن، ان عبيد الله بن زياد عاد معقل بن يسار فى مرضه الذي مات فيه، فقال
له معقل: انى محدئك هديئا سمعته من رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ما من عبد
استرعاه الله وعية فلم يحطلها بنصيحة الا لم يجد رائحة الجنة
-
اخرجه البخارى فى 930 كتاب الاحكام:
8- باب من استرعى رعية فلم ينصح
Hadits
ma’qil bin Yasar, dari hasan bahwasanya Ubaidillah bin yazid mengunjungi Ma’qil
bertanya kepadanya: bahwasanya saya akan ceritakan kepadamu suatu hadits yang
saya dengar dari Rasulullah saw saya mendengar nabi saw bersabda: “tidak ada
seorang hamba yang diberi tugas oleh Allah untuk memelihara segolongan rakyat,
lalu ia tidak melakukan sesuai dengan petunjuk, melainkan ia tidak memperoleh
bau saya”[3]
Dalam
syarah riyadhus shalihin yang dijelaskan oleh syekh Muhammad bin Shalih
al-Utsaimin, wajib bagi seorang yang memegang tonggak kepemimpinan untuk
bersikap lemah lembut kepada rakyatnya, berbuat baik an selalu memperhatikan
kemaslahatan mereka dengan mempekerjakan orang-orang yang ahli dalam bidangnya.
Menolak bahaya yang menimpa mereka. Karena seorang pemimpin akan
mempertanggungjawabkan kepemimpinannya dihadapan Allah ta’ala.
III.
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Setelah kita mendengarkan ceramah Prof. DR. H. M. Quraisy
Shihab, MA. Kita bisa memetik beberapa ilmu yang yang terucap dari mulut beliau
dan kita juga bisa menjadikan ilmu tersebut dalam berbagai hal yang positif. Dunia
ini seringkali diikuti oleh kekacauan. Salah satu cara untuk menghilangkan
kekacauan tersebut adalah dengan bershalawat. Dan kita juga sering kali lupa
dengan rasul. Seseorang yang dipuji dinamakan Hamid dan apabila dilakukan secara
terus menurus dinamakan Muhammad. Orang barat berpendapat bahwa kepemimpinan
ada kontrak antara pemimpin dengan rakyat dan kepemimpinan membutuhkan
keadilan.
asskum.wr.wb.
BalasHapusQ suka artikelnya
alhamdulillah bermanfaat untuk proses pembelajaran siswa-siswiku di sekolah
terimakasih
bermanfaat, and thanks infonya
BalasHapus